Kamis, 06 November 2008
Obama : Perubahan Telah Datang
Ini merupakan jawaban terhadap mereka yang meragukan kakuatan demokrasi Amerika. Obama akan melawan para pengganggu perdamaian dan keamaan dunia.WASHINGTON -- Jalan Barack Hussein Obama menuju Gedung Putih akhirnya terwujud. Obama terpilih sebagai Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS) dan presiden pertama berdarah Afrika-Amerika di tengah guncangan krisis ekonomi hebat dan dua perang yang masih berkecamuk.Hasil penghitungan suara hingga Rabu (5/11) menunjukkan keunggulan Obama dan wakilnya, Joe Biden, atas John McCain/Sarah Palin. Kandidat Partai Demokrat itu memperoleh 52 persen suara pemilih atau 62,53 juta suara, sedangkan kedua calon Republik itu hanya 44 persen atau 55,45 juta. Untuk suara perwakilan pemilih (electoral votes), Obama/Biden meraup 338 sedangkan McCain/Palin 163. ''Ini adalah kemenangan kalian,'' kata Obama dalam pidato menyambut kemenangannya di hadapan ribuan pendukungnya di Grant Park, Chicago. ''Waktu telah lama berjalan, tapi malam ini, karena apa yang telah kita lakukan hari ini, dalam pemilihan ini, pada peristiwa yang luar biasa, perubahan itu telah datang.''Ratusan ribu pendukung Obama yang memadati Grant Park pun meneriakkan nama 'Obama ... Obama'. ''Jika ada yang masih meragukan Amerika sebagai tempat di mana segala sesuatu bisa terjadi; mereka yang masih bertanya-tanya apakah impian pendiri bangsa kami tetap hidup sepanjang waktu; dan mereka yang masih mempertanyakan kekuatan demokrasi Amerika, malam ini adalah jawabannya,'' Obama melanjutkan.Seluruh rakyat Amerika, papar Obama, tua muda, kaya-miskin, Demokrat-Republik, hitam-putih, Hispanik, Asia, dan mereka yang cacat, telah menjawab semua keraguan itu. ''Mereka yang antre tiga sampai empat jam di tempat pemilihan umum telah menyampaikan pesan kepada dunia bahwa kami bukan sekumpulan individu atau golongan Demokrat dan Republik. Kami adalah, dan akan selalu menjadi, rakyat Amerika Serikat,'' kata Obama.Senator dari Illinois itu menyampaikan pesan kepada dunia bahwa dia akan melawan dan mengalahkan mereka yang mengganggu perdamaian dan keamanan dunia. Tapi, dia akan mendukung mereka yang bekerja sama demi ketertiban dunia.Obama mengaku mendapat telepon yang bersahabat dari McCain dan berharap bisa bekerja sama membangun Amerika. McCain yang berbicara di hadapan para pendukungnya di Phoenix pun menyatakan telah menelepon Obama, mengakui kekalahannya, dan mengucapkan selamat atas kemenangan Obama.''Kita telah sampai di ujung perjalanan. Rakyat AS telah menentukan dan mereka melakukan itu dengan sangat jelas,'' kata McCain. Bekas tawanan Perang Vietnam itu mengajak suporternya untuk mendukung Obama dan Biden demi kebaikan negeri mereka.Menyambut sejarah baru ini, rakyat Amerika benar-benar berpesta. Mereka turun ke jalan-jalan, berkumpul di berbagai lokasi dan lapangan, dan berpawai dengan kendaraan yang sebagian penumpangnya duduk di jendela mobil sambil membunyikan klakson berkali-kali.Ribuan orang, baik kulit hitam maupun kulit putih, berkumpul di depan Gedung Putih larut dalam kegembiraan sambil meneriakkan kata-kata 'ya kami bisa' dan 'ya kami lakukan'. Di New York Time Square, rakyat AS juga larut dalam suka cita mengekspresikan kemenangan Obama.Presiden George W Bush menyambut kemenangan Obama dan berharap bisa bertemu dengannya di Gedung Putih secepat mungkin. Obama dan Biden akan diambil sumpah sebagai presiden dan wakil presiden ke-44 AS pada 20 Januari 2009. Janji-janji perubahan EKONOMI1. Memperbaiki sistem keuangan.2. Mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil (tak terbarukan).3. Pemotongan pajak4. Reformasi perlindungan asuransi kesehatan bagi warga.PERTAHANAN1. Menarik pasukan dari Irak2. Mempercanggih teknologi militer3. Mengirim pasukan lebih banyak ke Afghanistan4. Melawan terorisme global5. Memburu Bin Ladin dan hancurkan AlqaidahLUAR NEGERI1. Beralih dari unilateralisme ke politik multilateralisme2. Mengedepankan kerja sama dan diplomasi3. Mempercepat perdamaian Timur Tengah4. Mengekang agresi militer oleh Rusia5. Menyusun kekuatan internasional untuk menekan iran dan mencegah Iran mengembangkan nuklir. reuters/ap
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar