Senin, 01 Desember 2008

Sambutan Seminar Pencerahan Guru dalam Rangka Seabad Kebangkitan Nasional


TRANSKRIPSI SAMBUTAN IBU NEGARA REPUBLIK INDONESIAPADA ACARA SEMINAR PENCERAHAN GURU DALAM RANGKA PERINGATAN SEABAD KEBANGKITAN BANGSA DAN HUT KE-3 MOBIL PINTAR UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA, RAWAMANGUN, 10 MEI 2008


Bismillahirrahmanirrahim,Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Salam sejahtera buat kita sekalian,Yang saya hormati Bapak Menteri Pendidikan Nasional, yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Dirjen Dikti Bapak DR. Fasli Jalal,Yang saya hormati Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga atau yang mewakili,Yang saya hormati Bapak Prof. Bejo Suyanto, Rektor Universitas Negeri Jakarta, beserta para Dosen dan seluruh Jajaran Civitas Akademika,Yang saya sayangi Ibu Widodo dan Teman-teman dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu, para Pimpinan Lembaga Pendidikan, para Peserta Seminar, Undangan, Hadirin sekalian yang berbahagia,Pada pagi hari yang membahagiakan ini, saya pun ingin mengajak sekali lagi hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya lah, maka pada pagi hari ini, kita dapat hadir di Universitas Negeri Jakarta untuk mengikuti Seminar Pencerahan Guru untuk Kader Bangsa. Bapak DR. Bejo yang saya hormati, Ini adalah kesempatan pertama kali saya berkunjung ke Universitas Negeri Jakarta ini. Pemilihan Universitas Negeri Jakarta sebagai tempat seminar, saya anggap sangat tepat. Karena kita semua mengetahui bahwa Universitas Negeri Jakarta merupakan salah satu pabrik yang menghasilkan para guru yang handal dan juga tenaga kependidikan yang handal. Bahkan tadi Ibu Widodo mengatakan, bahwa banyak sekali peserta seminar kali ini merupakan lulusan dari Universitas Negeri Jakarta. Kalau boleh saya tahu siapa yang lulusan UNJ? Boleh angkat tangan. Satu, dua, tiga banyak sekali. Alhamdulillah-alhamdulillah dan perlu saya beritahu juga bahwa salah seorang ADC saya atau ajudan yang berpangkat Letnan Satu Mia dari Angkatan Udara juga lulusan dari UNJ. Sayang dia sedang tidak bertugas, tetapi dia menyampaikan salam juga dan rasa bangganya sebagai lulusan dari Universitas Negeri Jakarta.Universitas ini sudah berusia 44 tahun dan juga sudah menghasilkan 50 kurang lebih 53 ribu guru atau lulusan, baik itu TK, SD, SMP dan SMA. Bapak Bapak DR. Bejo tadi mengatakan 85% lulusan dari Universitas Negeri Jakarta tetap memilih profesinya sebagai guru, dan 15% lainnya memilih profesi yang lain, termasuk yang tadi saya katakana ADC saya atau ajudan dari Ibu Negara.Hadirin sekalian, Semoga Universitas Negeri Jakarta ke depan akan menghasilkan, terus menghasilkan tenaga kependidikan yang bermutu tinggi untuk memenuhi kebutuhan sistem pendidikan nasional kita. Seperti kita ketahui bahwa salah satu cita-cita para founding fathers kita mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan kecerdasan yang telah dimilikinya itu diharapkan bangsa kita akan sanggup mengisi kemerdekaan dengan melakukan pembangunan di semua bidang kehidupan. Tujuan akhirnya tiada lain yang ingin dicapai adalah masyarakat Indonesia yang adil, yang makmur, dan yang sejahtera.
Para Peserta Seminar yang berbahagia, Perjuangan untuk mewujudkan cita-cita bangsa itu adalah perjuangan tanpa mengenal batas akhir. Setiap generasi mempunyai tantangan dan perjalanan sejarahnya sendiri-sendiri. Namun yang pasti mereka ingin menyumbangkan karya terbaiknya bagi kemajuan bangsa. Dalam memperingati 1 Abad Kebangkitan Nasional, mari kita bertekad menyatukan pikiran kita, menyatukan langkah kita, dan tindakan kita untuk melanjutkan pembangunan bangsa menuju negara yang maju atau development country. Insya Allah sebelum medio abad 21 sesuai dengan harapan dan ajakan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sering disampaikan pada beberapa kesempatan.Berangkat dari ajakan Presiden tersebut ke depan, mari kita terus tingkatkan kemandirian, daya saing dan peradaban bangsa, agar semakin terhormat. Dalam kaitan itu, pendidikan dalam arti luas memiliki peran yang sangat penting. Saat ini Pemerintah terus berusaha mengembangkan dan menjalankan pendidikan yang semakin berkualitas, semakin mudah dijangkau, semakin murah, dan insya Allah gratis bagi yang miskin. Tentu kita wajib dan patut mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah yang telah dengan sungguh-sungguh melakukan upaya untuk menyejahterakan guru, yang tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan belanja negara. Alokasi anggaran untuk pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD, memang belum mampu diwujudkan saat ini. Dengan kata lain, tentu harus ditempuh step by step atau bisa dikatakan secara bertahap, mengingat sektor-sektor pembangunan lainnya juga membutuhkan biaya dan alokasi yang seimbang.Pada kesempatan yang baik ini, kita juga patut memberikan penghargaan kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan juga Pemda-pemda yang lain, yang sudah dapat memenuhi target tersebut. Bahkan DKI Jakarta, saya dengar sudah mengalokasikan 21% dari APBD-nya untuk anggaran pendidikan. Para Peserta Seminar yang berbahagia,Pendidikan yang berkualitas sesungguhnya mencakup sistem pendidikan yang baik dan tepat, metodologi dan pengasuhan yang tepat, kurikulum yang tepat, serta mutu para pendidiknya. Dengan strategi, kebijakan, dan konsep seperti itu sangat jelas bahwa guru memiliki peran yang sentral. Di sini kita bisa melihat, bahwa kewajiban Pemerintah untuk terus memikirkan kualitas dan kesejahteraan guru, sedangkan kewajiban guru mengembangkan metodologi pengajaran, sistem pengasuhan, termasuk cara mengevaluasi peserta didik. Anak remaja dan generasi muda kita menghabiskan waktu paling tidak 9 tahun di sekolah bersama-sama dengan guru. Oleh karena itu, peran guru sangatlah penting untuk menanamkan nilai, membentuk perilaku bagi siswanya. Menyangkut perilaku itu juga mencakup disiplin, sikap rukun satu sama lainnya, mengembangkan kasih sayang antara sesama, penghormatan kepada orangtua dan guru, kepatuhan kepada pranata hukum dan lain-lainnya. Sekali lagi, semua ini memerlukan metode belajar dan sistem pengasuhan yang tepat. Pranata hukum yang perlu diketahui oleh anak didik adalah hukum yang berlaku secara nasional, seperti Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah. Hukum yang berlaku secara lokal, seperti Peraturan Daerah dan masih banyak lagi peraturan-peraturan lain yang merupakan inovasi dari sekolah dan para guru itu sendiri. Seperti misalnya kalau seorang murid harus masuk dalam sekolahnya atau masuk dalam kelasnya pukul 07.00 tepat dan kembali pukul 14.30, itu merupakan inovasi dari sekolah masing-masing. Kemudian barangkali seorang guru juga mempunyai aturan-aturan tersendiri bagi murid-muridnya, itu juga merupakan inovasi dari masing-masing guru. Jelaslah guru merupakan salah satu aktor penting dan memiliki peran utama dalam human resource development atau pengembangan sumber daya manusia. Tidak dapat dipungkiri, bahwa karena pengabdian gurulah lahir para pemimpin bangsa dan para tokoh masyarakat dari berbagai profesi. Demikian pentingnya peran seorang guru, terutama bila dihadapkan pada tugas dan fungsi utamanya sebagai seseorang yang tidak hanya melakukan knowledge transfer, tetapi juga membimbing dan mengasuh anak didiknya sesuai dengan bidang studinya.Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan multipotentiality anak didik yang meliputi segala dimensi kecerdasan, dari intellectual adversity, greatersity, spiritual dan emotional. Saya perlu mengingatkan kembali kepada para guru dalam melaksanakan tugas mulia tersebut, seorang pendidik perlu memiliki 4 hal utama, yaitu kompetensi, kesabaran, kreativitas dan keteladanan. Seorang guru harus memiliki kompetensi yang berarti mempunyai kemampuan teknik mengajar maupun penguasaan materi pelajaran. Berikan penjelasan kepada anak didiknya dengan gamblang, jangan hanya sekedarnya saja dan jangan berpikir yang penting sudah saya jelaskan, mau mengerti, mau tidak, itu bukan urusan saya, itu urusan anak didik sendiri. Hal ini yang harus kita cegah. Ingat pada tahun 2004 yang lalu, Presiden sudah mencanangkan guru sebagai profesi, pertanggungjawabkan profesi itu sebaik-baiknya untuk meningkatkan mutu hasil didik kita.Seorang guru juga harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang begitu cepat terjadi pada era global ini, sehingga dia harus aktif mengikuti updating terus-menerus di bidang keilmuannya, baik melalui berbagai literatur, jurnal, artikel maupun memanfaatkan teknologi internet. Selain itu juga harus terus-menerus mengikuti perkembangan yang terjadi di dalam negeri, syukur-syukur kalau bisa mengikuti pula perkembangan di luar negeri. Sehingga suatu saat bila anak didiknya menanyakan, maka seorang guru bisa menjadi narasumber yang baik akan keadaan ataupun kejadian yang terjadi, baik di Indonesia maupun di luar negeri.Para Guru dan para Peserta Seminar yang berbahagia, Ketika saya masih kecil dulu, guru selalu mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya, yang subur, yang makmur, adil dan sentosa, hanya sampai di situ saja. Tetapi kenyataannya setelah saya menjadi pendamping Presiden Republik Indonesia, ternyata kondisi bangsa Indonesia bukan hanya kelebihannya saja, tapi termasuk kekurangannya. Ini yang tidak pernah disampaikan oleh guru kami pada jaman dahulu. Oleh karena itu menurut saya, hal inilah sesuai dengan apa yang terjadi sebagai experience kita, sebagai pengalaman hidup kita, ternyata Indonesia memang memberikan kekayaan ataupun Allah SWT memberikan segala anugerahnya kepada bangsa Indonesia, kekayaan tambangnya, kekayaan alamnya, tetapi sekaligus dengan hambatan dan tantangannya.Indonesia terletak di antara 2 benua, Indonesia terletak di antara 2 samudra, tetapi Indonesia juga terletak pada 3 lempengan, lempeng bumi yang kita sebut dengan nama lempeng Indo-Australia, Ero-Asia dan lempeng Pasifik yang dari sejak terjadinya bumi ini, lempeng tersebut selalu jalan, selalu bergerak dan kadang-kadang terjadi tumbukan. Bila terjadi tumbukan, maka terjadi gempa bumi. Bila gempa buminya terjadi secara vertikal, maka tidak menyebabkan tsunami, tetapi kalau horizontal, terjadilah tsunami, karena pada magnitude yang sangat tinggi. Ini yang harus diberikan juga pengetahuan kepada anak-anak kita. Sehingga kelak anak-anak kita ketika dewasa pun akan bisa mengetahui dengan pasti dan mereka yang akan menjadi para pemimpin di Indonesia ini, juga sudah siap dengan segala kelebihan dari bangsa kita, dari negara kita, tetapi juga siap jika menghadapi hambatan, tantangan, dan juga cobaan dari Allah SWT.Hadirin sekalian,Seorang guru harus pula memiliki kesabaran dalam mendidik. Dia harus memahami bahwa tugas guru selain memberikan ilmu, juga memiliki tugas membimbing dan mengasuh anak didiknya. Dalam hal ini perlu dikembangkan sikap yang terbuka dan saling percaya antara guru dan anak didiknya. Sosok guru harus tampil sebagai tokoh yang disegani dan bukan yang ditakuti. Terapkanlah kasih sayang dalam proses belajar-mengajar, guru harus menyadari bahwa setiap anak didik sebagai makhluk Tuhan, memiliki unlimited capacity to learn, sehingga guru harus bisa sabar, sebagai motivator dalam pengembangan diri anak didik tersebut.Seorang guru selain memiliki kemampuan dan kesabaran, juga harus memiliki kreativitas dalam membuka kemampuan anak didik. Dia harus memahami kondisi setiap anak didiknya yang memiliki intelijen dan karakter yang tidak sama satu dengan lainnya. Berikan peluang pada anak didiknya untuk memberdayakan kemampuan sendiri yang sesuai dengan pilihannya. Seorang guru juga harus memiliki keteladanan. Kata guru dari bahasa Jawa sering dikatakan sebagai yang di-gugu dan ditiru. Hal ini bermakna bahwa setiap ucapan, setiap tindakan, tingkah laku dari guru selalu dicontoh dan diteladani oleh anak didiknya. Dengan demikian, seorang guru harus menjadi role model mulai dari hal-hal yang sangat mendasar. Sebagai contoh, berperilaku sopan, bertutur kata yang santun, memahami nilai, mana yang baik, mana yang buruk, tidak menggunakan narkoba, dan tidak merokok bila di dalam kelas, cinta lingkungan dan selalu menjaga kebersihan, disiplin, dan tepat waktu dalam mengajar dan lain-lain.Hadirin sekalian,Saya teringat ketika anak saya masih kecil dulu. Dia sering sekali diminta oleh gurunya, pada waktu jam istirahat, “Tolong dong belikan Bapak rokok.” Jadi anak saya tersebut pulang-pulang marah-marah, “Kenapa saya ini selalu disuruh beli rokok terus,” katanya begitu. Saya juga terkejut mengapa guru melakukan hal ini. Malah anak didiknya yang dimintai tolong untuk membelikan rokok, inikan tanpa sebetulnya disengaja, tidak langsung, bahkan secara langsung saya katakan ini, berarti mengajari anak tersebut untuk merokok. Dia masih sangat kecil dan dia tentu saja marah-marah. Saya ingat kebetulan juga bersama-sama dengan anak kakak saya yang ada juga di sini, dia berdua yang sering sekali disuruh untuk membeli rokok dan itu teringat terus sampai dia dewasa.Saya pikir ini adalah hal yang tidak patut dilakukan oleh seorang guru, hal kecil, tetapi ini akan teringat terus sampai besar. Mudah-mudahan anak saya tidak menjadi perokok pada waktu dewasanya. Saya pikir ini harus diperhatikan, demikian pula dengan ketepatan waktu mengajar. Anak-anak diminta datang pukul 07.00, tetapi guru datangnya terlambat, dengan segala macam alasan yang katanya mungkin traffic jam, yang kadang-kadang juga dikatakan banyak pekerjaan di rumah yang menanti saya. Saya pikir itu memang menjadi alasan, tetapi sama sekali tidak dibenarkan alasan yang tidak boleh dibenarkan, kalau guru meminta anak-anak muridnya datang tepat waktu, guru seharusnya lebih mendahuluinya, atau juga paling tidak tepat waktu pula. Melalui keteladanan ini akan membentuk sekali lagi karakter moral bagi pengembangan perilaku setiap anak didiknya dan tentu saja akan melekat sampai dia dewasa nanti.Hadirin sekalian,Proses mendidik, membimbing, dan mengasuh anak didik yang dilaksanakan seorang guru adalah sebuah tugas yang mulia, walaupun sangat kompleks. Namun saya yakin bilamana faktor kemampuan, kesabaran, kesungguhan dan keteladanan diaplikasikan dengan baik dalam proses belajar dan mengajar, Insya Allah akan menghasilkan anak didik yang memiliki intellectual cohesion, emotional cohesion, spiritual cohesion dan adversity cohesion. Hadirin sekalian,Pada perkembangan teknologi yang demikian pesatnya, guru dituntut harus mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyerap perkembangan teknologi dalam konteks yang positif. Sebagaimana kita ketahui bahwa perkembangan teknologi dapat memberikan dampak positif, sekaligus dampak negatifnya. Dalam hal ini guru diharapkan dapat memberikan pengarahan yang tepat, karena kata-kata guru sering kali lebih didengar dibandingkan orangtuanya. Terus terang saja ini yang kita alami bersama, bahwa kadang-kadang bila orangtua yang menyampaikannya, kadang-kadang si anak mudah sekali membantahnya. Mungkin saja karena seorang orangtua kurang bisa memberikan apa ya, semacam kedisiplinan kepada si anak. Namun apabila guru yang menyampaikan jam 21.00 harus sudah tidur misalnya seperti itu, anak murid atau di rumah akan diikutinya. Tetapi kalau orangtua yang meminta anak supaya tidur lebih tepat pada waktunya, dia selalu mengatakan tarlu atau entar dulu, “Nanggung nih nontonnya masih baru separuh jalan”, itu yang selalu dilakukan oleh anak. Tetapi bila guru yang mengingatkannya biasanya anak selalu mendengarkannya. Oleh karena itu, saya pikir sekali lagi guru mempunyai peran yang amat penting dalam pendidikan anak-anak. Kita sadari masyarakat sering menuntut terlalu banyak kepada guru, seolah-olah pendidikan adalah tanggung jawab dari guru semata. Saya kira ini adalah sangat tidak adil, karena seyogyanya beban tersebut tidak saja dibebankan kepada guru saja atau guru semata, tetapi juga orangtua dan anak didik yang bersangkutan, atau anak itu yang bersangkutan. Saya kira kalau ketiga-tiganya bisa dibagi rata, pendidikan di rumah adalah tanggung jawab orangtua, pendidikan di sekolah tanggung jawab guru, dan selebihnya anaklah yang harus juga bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, insya Allah pendidikan di Indonesia akan mencapai sasarannya.Para peserta seminar yang berbahagia, Tadi barangkali sebelum acara resmi dimulai, hadirin sekalian sudah menyaksikan tayangan film mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu. Apakah sudah sempat tadi? Sudah sempat, baik. Dihadapkan dengan berbagai keterbatasan yang kita miliki, saya selaku pribadi sebagai Ibu Negara merasa terpanggil untuk turut menunjang upaya para guru memberikan pembelajaran kepada anak-anak yang membutuhkan. Dalam upaya ini, saya bersama-sama dengan SIKIB, Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu memiliki program-program yang motto dan logonya tercantum di depan ini.Ibu-ibu sekalian,Ketika tahun 2004 Presiden SBY dilantik sebagai Presiden, kemudian terjadi musibah tsunami di Aceh dan sebelumnya Presiden dan saya ikut mendampingi beliau sedang berkunjung ke Nabire, daerah Papua yang juga habis mengalami bencana. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh berita tentang tsunami di Aceh, langsung dari Papua kami terbang menuju ke Aceh. Hari ketiga kami sudah berada di Lhokseumawe, Aceh dan di sana terkejut melihat ratusan ribu manusia hilang nyawa dalam sekejap mata. Disitulah saya menangis dan berpikir kira-kira apa yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita.Ketika kembali ke Jakarta, saya memanggil Ibu Widodo dan seluruh Istri Kabinet Indonesia Bersatu. Saya sampaikan apa yang bisa kita lakukan, kita harus bisa berbuat sesuatu. Akhirnya lahirlah Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu, dari mulanya keprihatinan kita kepada rakyat Aceh. Tujuan dari kegiatan kita ini adalah tentu dalam membantu Pemerintah dalam bidang pendidikan, di sini yang kita sebut dengan Program Indonesia Pintar melalui motto “Gemar membaca meraih cita-cita”, dengan mengembangkan Mobil Pintar, Motor Pintar, Rumah Pintar dan, insya Allah, Kapal Pintar. Kapal Pintar sebetulnya kita sudah punya satu di Maluku, tetapi besok dalam Puncak Peringtan Hari Ulang Tahun ke-3 Mobil Pintar, kita akan meluncurkan lagi 2 Kapal Pintar. Ibu Okke Hatta Rajasa nanti akan menyampaikan latar belakang dari pembentukan program ini melalui Indonesia Pintar ini. Kemudian hadirin sekalian dan alhamdulillah pada awal kita melakukan kegiatan ini, kita bekerja sama dengan UNJ, dengan Universitas Negeri Jakarta. Bapak DR. Bejo tadi mengatakan Bapak juga mempunyai TK keliling Bapak ya. Apakah TK keliling ini juga sama dengan yang kita kembangkan, artinya dengan mobile atau yang mobile gurunya. Gurunya yang mobile, tetapi lokasinya tetap. Baik, yang mungkin agak berbeda dengan yang kita kembangkan adalah kita mobile tempatnya belajar. Tetapi karena suatu saat ada anak-anak yang menangis ketika Mobil Pintar itu berhenti 3 bulan di tempatnya, minta diperpanjang 6 bulan, kemudian bahkan minta supaya jangan dipindah lagi perpustakaan ini. Oleh karena itu, lahirlah Rumah Pintar, dimana-mana sekarang sudah ada. Kemarin Ibu Widodo tanggal 4 baru saja meresmikan Rumah Pintar yang ada di Ancol. Rumah Pintar ini sudah tersebar mulai dari Aceh sampai dengan Papua, demikian pula dengan yang lainnya. Nanti Ibu Okke Hatta Rajasa akan menjelaskan lebih jelas lagi dan barangkali guru-guru yang tersebar, baik di DKI maupun di seluruh Indonesia bisa ikut berpartisipasi, memberikan sumbangan, pikiran kepada konsep yang kita kembangkan ini, kita tentu saja akan menerimanya dengan senang hati.Ibu Widodo tadi juga sudah menyampaikan program kita juga meliputi Indonesia Hijau dengan motto “Mari selamatkan bumi kita”, Indonesia Sehat dengan motto “Bangsa sehat negara kuat”, Indonesia Kreatif dengan motto “Lestarikan budaya pacu kreativitas”, Indonesia Peduli dengan motto “Cinta dan peduli sesama”. Dengan berharap mengembangkan konsep tadi tentu saja kita berharap, anak-anak Indonesia menjadi anak-anak yang pintar, anak yang kreatif, anak yang sehat, anak yang peduli akan lingkungannya, dan juga mencintai lingkungan yang bersih dan hijau. Tentu saja kita berharap dapat membentuk kehidupan bangsa Indonesia yang sejahtera di masa yang akan datang. Para Peserta Seminar yang berbahagia, Tadi Ibu Widodo sudah menjelaskan beberapa narasumber yang akan tampil pada seminar sehari ini, diantaranya adalah Ibu Inke Maris, kemudian juga Ibu Ratna Megawangi Sofyan Jalil dan yang lain-lainnya. Timbalah ilmu sebaik-baiknya, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh para narasumber, berikan masukan-masukan, apabila itu demi kebaikan kita bersama. Semoga ceramah nanti ataupun ceramah dan pembekalan yang akan diberikan oleh para narasumber dapat menjadi bekal bagi para guru sekalian mengemban tugas di tempat masing-masing.Sebelum saya akhiri, saya ingin menyampaikan pesan dari Bapak Presiden Republik Indonesia untuk para guru sekalian. Para Guru yang berbahagia,Jangan pernah berhenti memberikan pengabdian yang terbaik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga tugas mulia sebagai guru yang telah Ibu dan Bapak emban selama ini mampu menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang cerdas dan kuat, sehingga sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Akhirnya selamat mengikuti Seminar Pencerahan Guru untuk kader bangsa. Selamat berkarya, selamat bertugas. Wabillahitaufiq walhidayah wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar: